PUZZLEINDONESIA.COM – Saat mendengar kata riset atau penelitian, berapa banyak dari kita yang langsung berpikir, “Itu cuma urusan kampus atau laboratorium”? Padahal riset menjadi pondasi utama kemajuan negara. Namun, Pertumbuhan Riset di Indonesia berjalan sangat lambat. Salah satu penyebab utama adalah kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan. Miris, ya?
Sebagai penulis, saya merasa prihatin. Negara ini punya sumber daya alam melimpah dan sumber daya manusia yang cerdas, tapi kita masih tertinggal dalam bidang riset. Yuk, kita kupas lebih dalam.
Kepercayaan Masyarakat Masih Minim
Baru-baru ini, saya ngobrol dengan seorang peneliti dari universitas negeri besar di Jawa. Ia mengatakan, banyak hasil riset yang sebenarnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tapi masyarakat sering menolaknya. Contohnya, riset tentang pertanian organik yang ramah lingkungan dan sehat, tapi petani masih menggunakan metode lama karena sudah merasa nyaman. Contoh lain, teknologi pengolahan sampah yang murah dan efektif, tapi masyarakat belum mau mencoba karena merasa asing.
Saya menyadari, masalahnya bukan pada ilmu pengetahuan itu sendiri. Kita masih belum terbiasa percaya pada riset dan sains sebagai solusi nyata. Di luar negeri, mereka menggunakan riset sebagai dasar pembuatan kebijakan. Di Indonesia, opini yang viral di media sosial sering kali mengalahkan fakta ilmiah.
Dukungan Sistem yang Kurang Maksimal
Selain kepercayaan masyarakat, pemerintah dan lembaga terkait juga belum memberikan dukungan optimal. Indonesia mengalokasikan anggaran riset jauh lebih kecil dibanding negara-negara tetangga atau negara berkembang lainnya. Kita berharap bisa berkembang cepat, tapi fasilitas dan dana untuk riset masih terbatas.
Banyak peneliti yang harus mencari dana sendiri untuk membeli alat, bahan, bahkan membiayai publikasi jurnal. Hal ini membuat semangat mereka menurun, apalagi jika hasil riset mereka kurang mendapat perhatian.
Negara maju seperti Jepang, Korea, dan Jerman justru menginvestasikan dana besar untuk riset dan inovasi. Mereka berhasil menciptakan produk yang mendunia. Sementara itu, di Indonesia, para peneliti masih harus berjuang keras untuk mendapatkan pengakuan.
Saatnya Merubah Pola Pikir
Kita harus mengubah pola pikir bahwa riset bukan hanya urusan kampus atau laboratorium, melainkan masa depan bangsa. Ilmu pengetahuan harus menjadi acuan dalam pengambilan keputusan di pemerintahan, bisnis, dan kehidupan sehari-hari.
Kita juga harus belajar mempercayai data dan bukti ilmiah dibandingkan sekadar opini, terutama di era informasi yang cepat menyebar seperti sekarang. Kemampuan menyaring fakta dari hoaks sangat penting.
Para peneliti juga perlu lebih aktif menyampaikan hasil riset ke masyarakat. Mereka bisa menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tampil di media sosial, dan ikut diskusi publik. Ilmu pengetahuan tidak harus terdengar rumit.
Kesimpulan: Potensi Besar, Tinggal Kita Mau Memanfaatkannya
Indonesia memiliki banyak anak muda cerdas, dosen berdedikasi, dan ilmuwan kreatif. Namun potensi tersebut bisa terbuang sia-sia tanpa dukungan dan kepercayaan masyarakat. Mulailah terbuka terhadap ilmu pengetahuan. Riset bukan hanya soal laboratorium, melainkan kunci solusi dan masa depan yang lebih baik.