PUZZLEINDONESIA.COM – Beberapa waktu lalu, saya membaca wawancara terbaru Robert Kiyosaki penulis buku legendaris Rich Dad Poor Dad dan satu hal langsung menempel di kepala saya: “Krisis global bisa bikin orang kaya ikut goyah, tapi pengetahuan adalah uang baru.” Kalimat ini sederhana, tapi dalam banget maknanya. Di tengah situasi ekonomi dunia yang tidak menentu, ucapan Kiyosaki ini bukan cuma relevan, tapi juga jadi semacam peringatan buat kita semua, terutama yang masih mengandalkan gaji bulanan dan tabungan pas-pasan.
Nah, mari kita bahas kenapa kata-kata Kiyosaki ini penting banget untuk kita cerna, apalagi di zaman sekarang.
Orang Kaya Pun Bisa Goyah
Kalau kita pikir orang kaya itu kebal krisis, mungkin kita perlu pikir ulang. Memang, mereka punya aset melimpah, saham, properti, dan bisnis di mana-mana. Tapi justru karena itu, saat terjadi guncangan ekonomi, skala kerugiannya juga bisa besar. Lihat aja saat pandemi atau resesi 2008, banyak miliarder yang kekayaannya turun drastis dalam waktu singkat.
Robert Kiyosaki melihat hal ini sebagai pelajaran penting. Menurut dia, kekayaan yang hanya berupa aset fisik atau digital—tanpa dasar pengetahuan yang kuat—ibarat rumah yang dibangun di atas pasir. Begitu ada badai, bisa roboh sewaktu-waktu.
Uang Bisa Hilang, Tapi Pengetahuan Tetap Nempel
Inilah inti dari pesan Kiyosaki. Uang bisa habis. Saham bisa anjlok. Bisnis bisa bangkrut. Tapi pengetahuan, skill, dan cara berpikir yang benar soal keuangan? Itu nempel di kepala dan bisa kita manfaatkan kapan saja, bahkan dari nol lagi.
Bayangkan begini: kalau hari ini kamu kehilangan semua harta yang kamu punya, apa yang tersisa? Kalau kamu punya pengetahuan soal investasi, manajemen keuangan, atau bahkan skill jualan dan negosiasi, kamu masih bisa bangkit. Tapi kalau kamu hanya mengandalkan keberuntungan atau ikut-ikutan tren investasi tanpa paham, ya siap-siap kejeblos saat badai datang.
Pengetahuan Adalah Mata Uang Baru
Kiyosaki menyebut bahwa pengetahuan sekarang adalah currency baru. Bukan cuma karena dunia sudah makin digital, tapi karena informasi dan cara berpikir itu yang menentukan arah hidup seseorang. Orang yang tahu cara membaca peluang, yang ngerti kapan harus ambil risiko, dan bisa beradaptasi di tengah perubahan—itulah yang bertahan, bahkan menang.
Contohnya? Banyak! Lihat aja anak-anak muda yang bisa menghasilkan uang dari media sosial, NFT, investasi crypto (kalau ngerti caranya), atau bisnis digital. Mereka mungkin nggak punya latar belakang bisnis, tapi mereka punya willingness to learn. Mereka sadar bahwa belajar nggak berhenti di bangku sekolah.
Saatnya Melek Finansial
Kalau kamu selama ini masih berpikir bahwa kerja keras adalah kunci satu-satunya buat sukses secara finansial, mungkin sudah saatnya ubah mindset itu. Kerja keras itu penting, iya. Tapi kerja cerdas jauh lebih penting. Belajar soal aset, liabilitas, utang baik dan utang buruk, arus kas, dan investasi, bisa jadi penentu apakah kamu bisa bertahan atau malah tumbang saat krisis datang.
Kiyosaki sendiri nggak pernah bosan mengingatkan soal pentingnya financial education. Bahkan dia menyebut sistem pendidikan formal sering gagal mengajarkan ini. Kita diajar menghitung luas bangun ruang, tapi nggak diajar cara mengelola gaji bulanan.
Kesimpulan: Jangan Takut Belajar
Krisis memang menakutkan. Tapi di balik krisis, selalu ada peluang. Selama kita punya kemauan untuk belajar dan memperkaya diri dengan pengetahuan yang tepat, kita punya modal untuk bertahan, bahkan tumbuh.
Jadi, pesan dari saya—terinspirasi dari Robert Kiyosaki—adalah: jangan cuma kejar uang, tapi kejar pengetahuan. Karena di era seperti sekarang, yang paling kaya bukan yang punya paling banyak uang, tapi yang tahu cara menghasilkan dan mengelola uang, kapan pun dan di mana pun.
Kalau kamu sudah sampai di akhir tulisan ini, anggap ini sinyal buat mulai baca buku finansial, nonton video edukatif soal keuangan, atau belajar investasi. Karena masa depan nggak ditentukan oleh seberapa besar gaji kita sekarang, tapi oleh seberapa besar keinginan kita buat terus belajar.