puzzleindonesia.com – Banyak dari kita tumbuh dengan anggapan bahwa Bumi berbentuk bulat seperti bola. Namun, sains membuktikan bahwa Bumi tidak benar-benar bulat sempurna. Para ilmuwan menyebut bentuk planet kita sebagai oblate spheroid, atau elipsoid pepat—artinya Bumi sedikit “gepeng” di kutub dan agak “menggembung” di garis khatulistiwa.
Apa penyebabnya? Jawabannya terletak pada rotasi Bumi. Saat Bumi berputar pada porosnya, gaya sentrifugal mendorong materi keluar dari pusat rotasi. Efek ini paling kuat di daerah khatulistiwa, sehingga menyebabkan bagian tengah Bumi menggembung. Sementara itu, kutub utara dan selatan mengalami tekanan ke dalam. Akibatnya, jarak dari pusat Bumi ke khatulistiwa sedikit lebih panjang dibanding jarak dari pusat ke kutub.
Data satelit memperkuat fakta ini. Ilmuwan NASA mencatat bahwa radius khatulistiwa Bumi sekitar 6.378 kilometer, sedangkan radius dari pusat ke kutub hanya sekitar 6.357 kilometer. Perbedaan 21 kilometer itu memang tidak terasa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sangat penting untuk keperluan navigasi, penerbangan, dan pengukuran satelit.
Bentuk elipsoid Bumi juga memengaruhi distribusi gravitasi. Kamu akan merasa sedikit “lebih ringan” di khatulistiwa dibanding di kutub, karena gravitasi lebih lemah akibat gaya sentrifugal dan jarak yang lebih jauh dari pusat massa.
Fakta ini membuktikan bahwa alam semesta menyimpan banyak keunikan. Kita sering menyederhanakan bentuk Bumi demi kemudahan visual, tapi ilmu pengetahuan terus mengajak kita melihat lebih dalam dan lebih akurat.
Jadi, mulai sekarang, kamu bisa jawab dengan percaya diri: Bumi memang bulat—tapi bukan bola sempurna. Ia sedikit penyok, dan itu justru bikin planet ini makin menarik!